Imaginations
Saat itu aku tak tahu apa yang
terjadi...
Semua terlihat begitu nyata....
Yang ada ditiadakan dan yang
tiada di adakan....
...
Semua begitu baik diawal hari
ini...
[pagi
ini...]
Jam 05.00 tercamtum pada jam
digital yang ada disamping tempat tidurku tak terasa aku bangun lebih pagi hari
ini bahkan jamku tidak wajib bertugas membangunkanku lagi. aku turun menuju
dapur untuk sarapan dan tebaklah! Tidak ada orang di dapurku jadi mau tidak mau
aku harus membuat sarapan karena perutku sudah mulai meminta haknya. aku
membuat roti panggang yang diolesi dengan selai stoberi,setelah sarapan aku
menuju ke ruang keluarga untuk melihat tv di sana dan aku tau ada yang aneh tv
sudah mulai berbunyi aku mulai curiga siapa yang menonton tv di pagi buta ini?.
Aku sudah mulai berniat untuk mengagetkan siapapun yang melihat tv tersebut,ternyata
aku yang kaget sendiri itulah kakak ku dia dianugrahi bias melihat sekeliling
bahkan dia bias melihat apa yang ada dibalik tembok dengan radius (jarak) 5m
tidak hanya itu dia juga dianugrahi bias membaca niat orang mungkin dia membaca
niat ku untuk mengagetkan yang menonton tv hmpft sebal deh. Tanpa bertanya
kapan kakak ku bangun aku mengajak kakak untuk membangunkan orang tua kami
walaupun aku berumur 14 tahun tapi diriku masih bertingkah
kekanak-kanakan,kakak langsung menolak aku tau kakak berumur 17 tahun tapi
tidak salah kan? jika mengajaknya bertingkah kekanak-kanakan. Kupikir itu
tindakan yang bagus aku menuju kamar orang tua ku,tak kukira aku melihat orang
yang aku tau dia berjubah hitam dengan penutup kepala yang dipakai nya aku
yakin aku tau tapi siapa ya?. Ketika dia menyadari keberadaanku dia
mengeluarkan senjata yang aku selalu mengetahiunya yaitu sabit pencabut nyawa
tidak diragukan lagi itu si pencabut nyawa mungkin...mungkin dia kemari untuk
mengambil nyawa orang tua ku?,tanpa berpikir aku langsung menyerang sang
pencabut nyawa itu kupikir itu akan menyakitinya ternyata tidak dengan gesitnya
dia menghindar layaknya seorang ninja,dia langsung menyerang tanganku dengan
sabitnya kupikir itu kematianku ternyata tidak tanganku hanya lecet. Dia
melihatku sebentar lalu meninggalkanku di depan kamar orang tuaku,aku melihatnya
masuk kamar orang tuaku,kudengar sebuah teriakan. Rumah yang sedang kupijaki
rubuh seketika bukan karena gempa tapi karena munculnya darah di tembok rumahku
rumahku menjadi cair darah yang aku lihat berwarna merah berubah menjadi hitam
sekarang lebih menyerupai lumpur hitam. Aku langsung berdiri menuruni tangga
mengajak kakak ku keluar dari rumah kami aku menggandengnya erat dan berlari
menuju halaman depan rumah kami. Seketika aku melihat rumah-rumah tetangga
mengalami hal yang sama seperti rumah kami setelah aku tak percaya hari ini
akan menimpa kami belum selesai dengan masalah rumah rubuh kami menyadari ada
yang aneh dengan tanah yang ada di halaman rumah kami mulai berguncang aku dan
kakak ku melihat tanah lalu melihat sesama aku tau apa yang akan terjadi yaitu
gempa,tanah mulai berguncang belum ada gempa yang sehebat ini lalu rumah
tetanggaku ditarik oleh gravitasi yang mengakibatkan rumahnya masuk dalam tanah
begitu juga dengan jalanan yang ada di depan rumah kami.
Ini seperti tidak nyata...
Tapi ini jelas terjadi...
Apa yang harus aku lakukan?...bisa
To Be Continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar